Pidato Presiden Jokowi yang menyebut makanan Bipang Ambawang atau babi panggang khas Kalimantan Barat menuai polemik. Sebab Jokowi menyebut Bipang Ambawang bisa dibeli secara online bagi yang rindu dengan makanan khas daerah saat lebaran.
Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, menjelaskan maksud Jokowi. Ia menyebut sebagai Presiden Indonesia, wajar jika Jokowi memperkenalkan bahkan mempromosikan kuliner nusantara.
"Tidak ada yang salah. Orang itu muatan lokalnya, makanan khas di situ. Jadi kalau presiden yang ngomong itu dalam memperkenalkan, dalam mempromosikan kuliner daerah, kuliner nusantara, terus apanya yang salah?" kata Ngabalin saat dihubungi, Sabtu (8/5).
Sebagai presiden dari negara yang terdiri dari berbagai ragam suku, agama, etnis, dan agama, tiap daerah memiliki makanan yang khas yang disukai warga lokal. Ia mengaku heran mengapa masyarakat heboh ketika Jokowi menyebut Bipang Ambawang.
"Bipang itu, kan, babi panggang, tuh. Kenapa mesti kita yang tiba-tiba kebakaran jenggot kalau itu keluar dari mulut presiden?" tuturnya.
Jika yang dipermasalahkan masyarakat karena diucapkan dalam pidato Lebaran, Ngabalin menjelaskan budaya mudik tidak hanya dimiliki umat Islam. Sebab, menurutnya, mudik adalah budaya seluruh warga Indonesia terlepas apa pun agamanya.
"Pembantu saya di rumah itu orang Nasrani. Dia mungkin tahu Natal nanti dia tidak mudik. Tapi kesempatan sekarang ini bisa dia gunakan untuk pulang," ujarnya memberi contoh. "Itu contoh saja meskipun di wilayah timur. Tapi siapa yang bisa menyangka ada orang di Kalimantan Barat mau mudik sebelum tanggal yang ditetapkan pelarangan kemarin, mungkin balik ke Jakarta, Manado, atau Jawa, kemudian ibunya pesan itu karena dengar pesan presiden. Apa yang salah? Atau pesan online, apa yang salah coba?" lanjutnya.
Ngabalin kembali menegaskan mudik sebagai budaya masyarakat Indonesia sudah berjalan sejak puluhan tahun. Larangan mudik yang diberlakukan tahun ini demi menekan penyebaran virus corona.
"Makanya ini jadi satu legacy atau satu perhatian dari pemerintah. Maka Presiden ngomong di saat seperti ini. Jadi apa yang keliru dari pernyataan itu," ujarnya.
Terakhir, Ngabalin menegaskan Bipang merupakan makanan khas yang biasa ditemukan di sejumlah daerah. Ia meminta masyarakat tidak perlu meributkan apakah penyebutan Bipang Ambawang perlu di konteks pidato Lebaran atau tidak.
"Bipang, babi panggang khas yang dimiliki keluarga, saudara-saudara kita di Kalimantan Barat, itu lokal. Itu Manado ada, di Medan ada, di Karo ada, di Bali apalagi.
Jadi enggak usah repot, enggak usah pusing, enggak usah habis energi di yang itu. Ini 10 hari Ramadhan terakhir, jadi kasih lurus pikiran dan hati. Jangan berpikir sungsanglah," pungkasnya.